Rabu, 19 Oktober 2011

Duri dalam Cinta..


Seperti ada lubang didalam hatiku, dan rasanya sangat sakit..!!! setiap malam aku menjerit dan bermimpi buruk. Seperti ada yang menyayat seluruh tubuhku, hatiku dibuat ngilu dan seolah ini adalah yang terakhir bagiku….ini sangat pahit dan menyakitkan!!!!
###
Sore itu aku menerima undangan pernikahan dari tunanganku, pernikahannya dengan wanita lain. Sungguh ku Terkejut, jantungku sepertinya mau copot, seluruh tulangku hampir rontok, dag dig dug tak karuan, hampir setengah mati membacanya, bibirku bergetar
Pernikahan 
Rini nur Fathiah (Rini)
            &
Ardiansyah (Ari)
air mataku meleleh,
“apakah ini nyata???”

Ak mencari kebenaran dalam sebuah ruang yang hanya membisu, dalam alam yang hanya menatapku pedih. Dalam hujan yang hanya bisa menangisiku dengan deras.
###
Satu persatu buliran airmataku jatuh, jeritan dalam hatiku meraung raung namun ta bisa ku ungkapkan dlm kata-kata, hanya  air mata yg mengalir deras sebagai jawban kepedihan.
Tanpa sadar aku sudah terdampar didalam ruangan yang serba putih, baunya tidak asing…ini adalah rumah sakit, aku pingsan!!
“apakah aku bermimpi buruk…??”
Semua wajah terpaku melihatku, ta ada satupun yang bisa menjabarkan kejadian dengan pasti..
“apa ini kenyataan…???!!”..
Airmataku jatuh kembali membasahi wajah yang pucat pasi, nafasku tersengal berat, aku semakin terisak-isak. aku ingin meronta, ingin protes. Apa salahku??apa dosaku?? Kenapa tiba-tiba menikah dengan orang lain, lalu aku bagaimana, bagaiman dengan cincin yang sudah melingkar dijari manisku. Knp bukan aku yang besok ada dipelaminan itu??!!!
###

Dan esok harinya aku datang dengan terpaksa. Pura-pura ku tersenyum namun hati sangat sakit. Harapan dan angan untuk kelak bersanding dengannya di pelaminan, runtuh berkeping dalam sesaat kala melihat ia telah memilih wanita lain untuk menjadi istrinya. Ujian yang sngat pahit. Tubuhku seakan mau ambruk, kepalaku seperti mendidih dan mau meledak. Ada emosi yang berkecamuk dalam hatiku.
Kubawa hadiah untuk mereka yang kubungkus rapi dgn pita warna merah. Mereka tersenyum padaku, perih dan kecewa berat, lubang dihatiku semakin besar. Seolah olah dunia hari ini akan runtuh menerpaku,,,
“selamat ya ka..”
“terimakasi, mgkn kita blm jodoh..!!”
“selamat ya Rin..”
“maaf ya sahabatku…, jodoh itu ta ada yang tau..”
Aku menunduk, aku seperti diterpa badai yang sgt besar, ucapan mereka seolah-olah tlh menyayat kulit tubuhku,, aku menahan tegar di ujung mata. Wanita manapun tak akn pernah  kuat menghadapi semua ini…
Dengan nada yg lemah ku jawab, “ya dan Tuhan pun maha adil, tdk pernah tidur dan lupa. Semoga kalian bahagia” kupeluk erat sahabatku Rini dan airmataku membasahi kebayanya yg indah.
Tanganku gemetaran ktk Kusodorkan hadiah untuk mereka, ka Ari hanya menatapku dgn rasa bersalah. Tanpa pamit ku bergegas dan meninggakan resepsi.
Aku bisa menerima kenyataan ini klo Kisahku sama dengan Salman Alfarisi dan sahabatnya Abu Darda. tapi ini sangat berbeda, laki-laki yang siap akan mengikrarkan janjinya kelak denganku harus bersanding dengan wanita lain.
###
Kini aku Seperti padang pasir yang tandus dan ta pernah dguyur hujan.  Tak ada tanda tanda kehidupan didalamnya, ta ada oase yg bisa menyegarkannya. Setiap malam aku bermimpi buruk dan menjerit. Aku menangis, ternyata aku blm bisa menerima kenyataan. Ini seperti mimpi buruk.  Rasanya sangat perih, hancur dan sakitnya yang ta tertahankan..ku coba pendam semuanya. kU kubur dalam-dalam semua impianku bersamanya. Ini masi mimpi buruk, matahari blm bersinar terang, dan ini masi malam. Aku terperangkap dalam mimpi ini. Bangunkan aku!!! Bangunkan aku!! Aku berkali-kali teriak aku hampir gila. Cincin ini yang masi kupakai apa artinya buat dia??? Lalu persahabatn yang sdh lama terjaln ta ada artinya bwt sahabatku. Adilkah buatku?? Ditinggalkan tanpa kata-kata, tanpa melihat sedikitpun perasaanku..
Adilkah buatku??dikhianati tanpa ada sedikitpun rasa kasihan oleh sahabatku sendiri..
###
Satu bulan berlalu, ku dengar pernikahannya sedang di ombang ambing kehancuran. Apakah ini jawaban dari keadilan. .??
Kudengar Ka ari sakit keras dan Rini kabarnya menghilang entah kemana. sedikit ta percaya, pernikahan mereka diambang pintu kehancuran.
Utusan dari keluarga ka Ari memintaku untuk menemui ka Ari dan ia sangat memaksaku. Namun ini adalah Pukulan yang sgt berat, aku berusaha menolak tapi aku tak bisa menghindar, aku takut sakit lagi.
###
Langkahku ragu-ragu, sampai dirumahnya peluh keringat dingin yang bercampur rasa gugup mengguyurku, panas dingin dan perutku mendadak mual, tangisanku hampir jatuh. Kulihat ka ari terbaring lemas, tubuhnya kurus kering, dia ta segagah dulu dan ta setampan dl lagi. Matanya menangis pilu melihatku, tersedu-sedu dan nada bicaranya terbata-bata, aku tak tahan menjatuhkan air mata. apakah  Ka ari membatin ditinggalkan Rini, sedalam itukah cinta ka ari untuk Rini sampe kak ari org yang akan sekarat. hhhhh lukaku tergores kembali
“Maafkan kk ya Nad…”
Ak hanya diam..
“Satu kata yg blm kaka dengar darimu adalah memaafkan kk..”
“kata maaf blm bisa menyembuhkan hatiku..” batinku sambil menangis
“kaka sakit bukan karna cinta, tapi ta dapat maaf darimu..”
Aku masi membisu,  tangisanku malah deras. “dulu juga aku sgt sakit bgt ka lebih dari ini”, inginku katakan seperti itu padanya tapi ini bukan waktu yang  tepat
“saat kaka membuka hadiah pernikahan darimu, kk yakin kau sengaja mengirim hadiah sebuah foto kita berdua, dengan tangan dilingkari cincin indah dan membayangi masa pernikahan, kaka merasa di ditampar  keras, kaka menangis waktu itu Nad, wkt malam pertama pernikahan kaka dengan Rini. Dan Rini marah lalu pergi entah kemana. Sungguh kaka diliputi rasa yang amat bersalah nad. Kaka kembali serasa dibawa kemasa lalu denagnmu, dengan komitmen yang indah dan kita yakin dengan pernikahan. Tapi entah knpa kk bgtu tega menikahi wnta lain dan tanpa ada kata-kata padamu, kk sudah berkhianat dan menyakitimu”. 
“sesakit apakah dirimu Nad??, sudahkan terbayar olh pnyakit kaka ini??”
“dan sudah cukupkah terbayar olh perlakuan rini yang menyakiti kk pergi bgtu saja dngn kekasih barunya, kamu yg tlh setia kaka tinggalkan bgtu saja, maafkan kk ya nad.., kk salah, kk hilaf, kk tegiur nafsu sesaat”
Aku hanya diam membisu, aku menangis…ak menangis deras...ak tak ingin menjawab apa-apa seperti kaka yg ta pernah memberi kepastian sedikitpun kepadaku

Bersama guyuran hujan
Jakarta, 14 Juni 2010
9:40 am
copy right intan y

Tidak ada komentar:

Posting Komentar