Rabu, 06 April 2011

PENGANTIN SEHARI

Cerpen pertama
Jakarta, 31 januari 2011
originally created by ntan

Hujan diluar gerimis beserta hatinya yang miris, sudah seminggu ini perasaannya sakit, tubuhnya lemas  seolah tak percaya  hari minggu kemarin adalah hari terakhir mendengar suara laki-laki yang akan menjadi suaminya, matanya berkaca-kaca hendak menangis sejadi-jadinya, pernikahan itu batal seketika.
 “I love you Din..” begitulah kata-kata terakhir dari calon suami yang membuatnya menjadi wanita sempurna, masi terngiang di telinganya. ujian ini sgt berat untuk Andin.
“Rafi..” berulang kali nama laki-laki itu selalu terucap sendu dari mulut Andin. Dadanya sesak mengingat kenangan bersama Rafi, terurai tangis kepedihan.. matanya menerawang ke masa lalu.
“Sabar nak, manusia boleh berencana tapi Tuhanlah yang menentukan sayang.” Ayah Andin berusaha menabahkan hati Andin yang sakit, tapi Andin tak menghiraukannya.
“Tuhan..aku tak kuat lagi kehilangannya, berat terasa beban ini. Kembalikan dia untukku lagi..aku ingin dia..” desah nafas berat Andin, wajahnya pucat pasi bibirnya hanya bergetar mengucap “kembalikan dia”, beberapa kali pingsan tak sadarkan diri. Keluarganya hanya bisa mengeluh dan merintih melihat Andin yang hanya terpuruk meratapi kesedihannya..

“sebaiknya kita bawa ke dokter saja mah” ucap ayah Andin yang waktu itu meihat kondisi Andin yg semakin parah, mamanya hanya terpaku meneteskan air mata..
“huks…Rafi sangat berarti untuknya pah, aku sgt sedih Andin seperti ini. Apa sebaiknya kita beritahu alasan yg sebenarnya knp pernikahan ini gagal”..jawab mamanya sambil menyeka airmatanya. Si ayah menghela nafas
“jangan mah belum waktunya, Andin akan mati lemas bila mengetahui apa yg sebenarnya terjadi pada Rafi, kita bersabar saja smpai Andin sembuh dulu”
Rafi, Ya pemuda berpostur tinggi, berkulit putih, berwajah oval dan berhidung mancung itu yang telah mencuri hati Andin. Sekian lama mereka menjalin kasih dan memutuskan menikah esok hari. Tapi pernikahan yang direncanakan dibatalkan seketika. Yang tersisa hanya tangisan di kedua belah pihak keluarga. Siapa tak menyangka seminggu sebelum menikah keluarga Rafi membatalkan pernikahan itu. Dan hanya Andin yang tak diberi penjelasan  penyebab digagalkannya pernikahan itu. Andin berusaha mencari alasan berusaha menemui Rafi tapi keluarga melarangnya dengan sengaja, keluarganya hanya bilang
“jangan ganggu Rafi dulu nak. Rafi selalu mencintaimu, dia sedang istirahat tapi dia ingin sendiri dan tenang tanpamu”
Alasan yang tak jelas bagi Andin, Andin sgt terluka dan tersiksa dengan kata-kata itu, rasa curiga selalu muncul dihatinya.
“Apa Rafi sudah bosan denganku??, atau Rafi pergi dengan wanita lain..??” pikirannya kalut dan kacau sdh tak ada rasa mempercayainya lg. Andin menderita. Andin menjerit tak kuasa menahan kepedihannya sehingga jatuh sakit menahan lukanya.

Undangan telah disebar kepda sanak saudara dan kerabat, pelaminan dan kebaya dengan warna merah marun yang telah dirancang siap untuk pernikahan Andin. Catering sudah dipesan banyak, tapi naas pernikahan itu gagal, terutama Andin yang jatuh pingsan setelah mendengar berita dibatalkannya pernikahan seminggu yang lalu. semua menangis sedih. Semua keluarga bingung rencana yang sudah terancang rapi harus gagal dan siapapun tak ada yg bisa menyangkanya. “Manusia hanya boleh berencana, tapi Allah yang menentukan”
Andin terus mengigau dalam keadaan tdk sadar
“Rafi bukankah kau mencintaiku, kenapa kau membuatku menderita seperti ini” air mata Andin mengalir deras, sudah seminggu Andin hanya menangisi keterpurukannya, tidak mau makan dan hanya diam dikamar, wajahnya seperti mayat hidup, tubuhnya lemas. Hati dan badanya remuk. Andin sudah seperti tak bernyawa.
“aku harus segera mencari laki-laki lain yang siap menikah besok hari dengan anakku” batin ayahnya yang tak tahan melihat anaknya menderita dan terkulai lemas seperti mayat hidup
“mah besok aku akan menikahkannya dengan laki laki lain”..bisik ayahnya pada mamanya Andin yang ketika itu sama-sama menyaksikan kondisi Andin yang semakin memburuk.
“maksud ayah??” mamanya bingung tak mengerti, dahinya mengkerut. Ayah kemudian menceritakan ide konyolnya itu, mamanya hanya menngeleng tak setuju
“Yah,,istigfar yah, ini masi dalam keadaan berduka. ide ayah itu konyol.”
“Mah, ayah ingin lakukan yang terbaik untuk Andin, ayah tak bisa terus-terusan melihat Andin seperti ini” ayahnya meyeret istrinya keluar dari kamar Andin.
“yang terbaik untuk ayah atau ide ini yang terbaik untuk Andin yah??” potong istrinya, hatinya panas. Pikiran suaminya tak sejalan dengan pikiran istrinya itu.
“ayah sdh pilihkan dan akan menikahkan dia saja dengan laki-laki lain yang bisa menyembukan hati Andin dan Selesai pernikahan ayah akan menjelaskan apa yang tejadi” pikiran ayahnya tak bisa dimengerti istrinya, istrinya hanya menghela nafas.
“jangan gegabah yah!!!” bantah istrinya tidak setuju, ayahnya akan ttp merencanakan niatnya menikahkan Andin dengan laki-laki lain.
“kalo ayah hanya mementingakn niat ayah itu, smua tak akan berjalan dengan baik yah. Dan pernikahan pun tak akan bahagia. Sekarang yang ayah pikirkan adalah terbaik , tapi hati Andin apa dia mau menerimanya yah,apa ni yang disebut terbaik?? Jangan memaksakan  yah, klo besok Andin tak bisa menikah mungkin ada hari yg lbh baik dia menikah dengan laki-laki lain yang dia cintai. Allah punya rencana yang lain dari ini yah”
Sejenak ayahnya merenungkan kata-kata istrinya itu, tapi suaminya berpikir kembali
“ini semua untuk kebaikan Andin mah, aku harus mejalankan niat ini!”
“terserah ayah, dia juga anakku yah dan aku berhak  menentukan yang terbaik untuk Andin” istrinya dongkol dan meninggalkan suaminya sendiri dengan pikiran konyolnya.

Pagi yang cerah, matahari menyemburkan cahayanya yang merona. Hari ini harusnya hari bahagia untuk Andin. Rasa kecewa dan perasaan yang kacau dirasakan semua keuarga Andin. Tergurat tangis kepedihan diwajah mereka tapi hari itu tidak dengan wajah Andin. Mamanya  tercengang ketika Andin yang tiba-tiba mengenakan kebaya merah marun, wajahnya cantik dengan polesan makeup. Ternyata Andin memoles wajah dan menegenakan kebayanya sendiri dengan sadar.
“mama, aku cantik kan” ucap Andin pada mamanya, air mata mama meleleh. Andin sudah berlaku tak waras..
“cantik anakku, kau sangat cantik. Kau sangat pantas mengenakan kebaya itu nak”..dalam keadaan terpaksa bersedih bergejolak haru dan pedih mamanya mengatakan hal itu.
“Rafi akan segera datang ma, ayo mama siap-siap..”
Mendengar kata-kata anak satu-satunya mamanya menangis tersedu-sedu menahan rasa sakit, melihat anak kesayangannya yang mulai linglung dan kemudian jatuh pingsan. Mamanya tak sanggup melihat Andin yang di anggapnya mulai linglung.
”ini konyol pernikahan hanya sebuah khayalan untuk Andin,,!”..ujar mamanya
Smua keluarga menangis pagi itu melihat andin seperti orang yang tidak waras..terkecuali Andin yang tampak bahagia tersenyum tapi matanya sembab..
Sampe sore menjelang Andin masi duduk didampingi mamanya di kursi pelaminan, tp laki-laki yang di harapkan Andin tak kunjung datang jua.mamanya hanya bisa menantap Andin dengan wajah sedih. Andinpun gelisah dan sesekali beranjak dari kursi pelaminan, mondar mandir kebingungan.
 “Rafi pasti datang Rafi pasti datang, aku akan menunggunya”
“mama Rafi akan datang kan ma??” Tanya Andin pada mamanya yang waktu itu duduk di samping Andin..
“nak istigfar, Rafi ga mungkin datang nak”
“mama, Rafi pasti datang ma”
“Andin! dia gak mungkin datang nak, sabarlah..mungkin dia bukan jodohmu nak”
“mama dia pasti jodohku ma. Aku yakin dengan doa dia pasti jodohku mah” Andin menangis tersedu-sedu..
“sadarlah nak, istigfar kau harus ikhlaskannya pergi” mamanya coba menyadarkan Andin, semua keluarga makin larut dalam tangisan. Polesannya luntur, wajahnya basah oleh airmata..
“nak, sebenarnya Rafi….”sebelum istrinya melanjutkan kata-kata itu. Ayahnya Andin langsung memotong pembicaraan istrinya
“sebenarnya Rafi akan datang nak sebentar lagi, dia hanya ingin memberi kejutan untukmu”..
Istrinya dan kluarga yang lain tercengang kaget dengan perkataan suaminya, Tak menyangka suaminya tega membohongi Andin demi kebahagian sehari.
Mendengar perkataaan ayahnya muka Andin tiba-tiba cerah kembali, hatinya berbunga-bunga, senyum indahnya merona lagi..dia seperti mayat yang dihidupkan kembali..dia dengan semangatnya memeluk ayahnya
“yang benar yah?? Aku bahagia, tapi mama jahat, mama bilang padaku bahwa Rafi tak mungkin datang”
“iya nak Rafi akan segera datang, sebetar lagi ayah akan menyiapkan ijab Qabulnya, tapi kamu sdh siap dengan ijab Qabul ini,?”Tanya ayahnya, Andin kemudian melepas pelukannya
“aku siap yah aku siap”
tapi ijab Qabul ini hanya boleh dilakukan antara ayah, Rafi, saksi dan penghulu. Kamu di kamar saja ya sampai ijab Qabul terdengar selesai”
“ayah.!!!!” Sentak istrinya, tak menyangka suaminya membohongi anaknya hanya sekedar untuk membuatnya senang. Suaminya hanya menisyaratkan dengan pelototan mata bahwa rencana ini tak ada yg bisa mencegahya.
“baik yah aku akan tunggu d kamar bersama mama, bentar lagi Rafi datang kan yah, ayo mah kita tunggu d kamar” Andin mengajak dan meraih tangan mamanya menuju ke kamar.mamanya hanya menangis tak menyangka ide suaminya dijalankan jg.
Ijab Qabul diluar halaman rumah dengan pelaminan mewah berjalan lancar, tanpa Andin mengetahui siapa laki-laki yang menikahinya. Dikamar, Andin sgt bahagia, wajahnya berseri wlw matanya bengkak karena tangisan semalam..kmudian memoles kmbali wajahnya dengan makeup. Mamanya hanya menangis teredu sedu melihat Andin di bohongi.
Ketika selesai ijab Qabul ayahnya membawa suaminya Andin untuk menemui Andin di kamar
“Din ini Rafi sayang suamimu” panggil ayahnya dari luar, Andin pun keluar kamar tapi pertama melihat suaminya mata Andin terbelalak, bibirnya tak bisa berucap apa pa. jantungnya berdegup kencang. Wajahnya yg berseri kmbali pucat pasi. Dia pingsan seketika
Smua keluarga panik, ternyata laki-laki itu bukan Rafi. Tapi shidiq sahabatnya Rafi di kuliahnya dulu. Shidiq rela menikahi Andin karena Shidiq menmang menyayangi Andin juga.
“Din sadar… Din” mamanya cemas dan memoleskan minyak kayu putih dihidungnya Andin, mata Andin terbuka, Andin sadar. Dilihat satu persatu yang berkumpul di kamarnya. matanya mencari Rafi.
“Rafi mana ma, Rafi manaa, dia bukan Rafi ma. dia bukan Rafi..!”, jerit andin, air matanya meleleh
“Istigfar na, istigfar..Rafi sudah tak ada..Rafi meninggal dunia nak..Rafi sudah tak ada lagi”! mamanya tak tahan melihat Andin makin parah, dan dengan terpaksa mengatakan hal yang terjadi sebenarnya, kenapa alasan pernikahan ini dibatalkan.
Andin hanya menangis tersedu-sedu..
“mama bohong mama bohong”, pah mama bohong kan”
“gak nak mama memang benar Rafi sudah meninggal dunia..”ayahnya merasa bersalah karena membohongi Andin. Shidiq hanya terpaku dan air matanya membasahi pipinya melihat Andin yang sll menyebut RAfi.
“iya din Rafi sdh tak ada di dunia ini, Rafi meninggal dunia seminggu yang lalu dalam perjalanan kerumahmu, tapi naas mobil truk yang oleng dan supir yang sedang mabuk menabrak mobil Rafi dari belakang. Mobilnya terjatuh ke jurang, dan Rafi meninggal seketika ditempat. Maafkan kami Din seminggu ini kami membohongimu..kami tak siap memberitahumu, kami takut Din. Maafkan kami”..Shidiq menangis , mata Andin kosong..menerawang kmana mana..Andin masi tak bisa percaya dengan kenyataan pahit ini..
“disaat seperti ini kenapa Allah mengambilnya, dalam luka hati yang sangat pedih aku sangat kehilagan Rafi. Sebetulnya aku ingin Rafi,,aku ingin dia yang menikahiku tapi tidak mungkin. ” hati Andin merintih matanya menangis..
“andien…ikhlaskanlah, ikhlas Din, maaf kami membohongimu, ayah merasa tak bisa berbuat apa-apa lagi selain ini sayang, maafin ayah..ayah mrasa bersalah..”ayah memeluk Andin kuat kuat, menangis tersedu-sedu..smua keluarga menangis..tak terkecuali dengan Shidiq.
Andin lemas, tubuhnya mulai ambruk, matanya berkunang-kunang..dan diraihnya lengan Shidiq yang sedang berada disampingnya, yang telah menjadi suaminya itu..
“aku tau Rafi tidak akan kembali untukku mas, aku mohon gendong aku kepemakamannya sekarang mas, aku ingin melihatnya,,,aku mohon..
Shidiq hanya menggangguk kemudian menggendongnya kepemakaman Rafi. Waktu itu matahari akan kembali keperaduaannya, semburat lembayung merah terlihat merona di upuk barat. Shidiq menggendongnya ke pemakaman Rafi, selama perjalanan ke pemakamana Andien tak berucap apa-apa, andin hanya diam membisu..
“andien..Andienn..kamu ketiduran sayang”
“andien..kita akan segera sampai syg” Shidiq terus membangunkan Andin
“iya mas aku tidak tidur, aku hanya lelah. Kumohon ceritakan tentang Rafi mas” pinta Andin sambil menutup mata..
“Rafi suka sepakbola Din, itu hobbinya..kalo dia tidak menggaluti olahraga itu dalam seminggu sekali..dia akan kehilangan gairahnya”
“makanan apa yang disukai Rafi mas”
“apapun Rafi suka,,terutama masakan nasi gorengmu yang kau buatkan untuknya dulu”
“aku ingin tahu mas, apa kata-katanya terakhir untukku kepadamu”
“ terakhir kalinya yang Rafi ucapkan adalah dia mencintaimu. Dia sangat mencintaimu, dan dia bahagia akan menikah denganmu dan…….”
Dalam hatinya Shidiq melanjutkan kata-katnya “dan aku juga mencintaimu untuknya. Aku akan menjagamu Din..untuknya. Rafi adalah sahabatku dan kau calon istrinya sedangkan aku adalah suamimu aku akan sll menjaga cinta kalian dengan cintaku.”
“Din kau masi mendengarkanku sayang..??” Tanya Shidiq Andin Diam membisu
“Din, kita sudah sampai, ini pemakaman Rafi sayang”
Shidiq mulai curiga, Andin tak bergeming. Digoyangkannya tubuh andin tapi tidak ada reaksi. Shidiq menurunkan Andin dari gendongannya. Dipegangnya..tangan andin sdh tak berdenyut, d peluknya andien  jantungnya berhenti..shidiq menangis. Shidiq ketakutan..Andin sudah tak bernafas
“Andien,,lihatlah aku..sayang, kita sudah sampe, lihatlah Rafi bahagia melihatmu hari ini menikah, Rafi akan bahagia bila kau membuka mata dan melihatnya sekarang”
Shidiq semakin tersedu-sedu, tapi Andien ttp menutup mata selama-lamanya,
“Aku sangat mencintaimu Din….”shidiq memeluk andien erat di depan pemakaman Rafi.


*************

Cinta berakhir dengan memilukan,
tak ada yang tahu kapan cinta dimulai dan berakhir dimana
cinta sejati untuk Tuhan yang maha abadi..
ketika kau mengakhirinya dlm perjalanan panjang di dunia yang berbeda

Terimakasi untuk sahabat yang membaca cerita kecil ini dariku, masi banyak yang harus diperbaiki..

2 komentar:

  1. Nice Story...
    Terharu bacanya...

    sya cuma bisa komentar(smoga bisa mnjadi masukan)

    1. ntah kenapa diawaL cerita:

    "...Seolah tak percaya hari minggu kemarin adalah hari terakhir mendengar suara laki-laki yang akan menjadi suaminya,.."

    Langsung tergambarkan kLo caLon suaminya itu meninggaL...

    2. Diksi nya bagus, kata2nya indah, dan tetep kLihatan Sundanya, :)

    "Waktu itu matahari akan kembali keperaduaannya, semburat lembayung merah terlihat merona di upuk barat."

    BalasHapus
  2. terima kasih masukannya sgt bermanfaat sekali. sy mmg asli orang sunda jadi klo menulis sundanya masi melekat banget hehehe. mohon bimbingannya^^

    BalasHapus